ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya.
“Jangan
menganggap tugas belajarmu sebagai kewajiban melainkan pandanglah itu sebagai
sebuah kesempatan untuk menikmati betapa indahnya dunia pengetahuan, kepuasan
hati yang diberikannya serta mamfaat yang akan diterima masyarakat apabila
jerih-payahmu berhasil”. Albert Einstein
Berdasarkan kata bijak diatas, kita mengambil kesimpulan,
bahwa sekecil apapun pengetahuan yang kita dapatkan, maka itu akan bermamfaat
bagi kita. Semoga makalah ini bisa membantu kita dalam mengetahui dan memahami
tentang “ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN” sehingga memperoleh tambahan wawasan
yang lebih luas.
Pancasari, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………….…………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……….………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat…………….……………………….. 1
BAB
II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Konsep
Suku Bangsa…………….……………………….. 3
2.2 Konsep
Daerah Kebudayaan…………….……………….. 5
2.3 Daerah-daerah
Kebudayaan di Amerika Utara………….. 5
2.4 Daerah-daerah
Kebudayaan di Asia………………….….. 8
2.5 Ras,
Bahasa dan Kebudayaan…………..…………….….. 9
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 11
3.2 Saran………………………………………………….… 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang multicultural, yang didalamnya
terdapat perbedaan-perbedaan dalam banyak hal.Misalnya, perbedaan data
istiadat, agama, ras, suku dan sebagainya yang seringkali menimbulkan konflik.
Masyarakat
mejemuk adalah suatu masyarakat dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai
kesatuan sosial menjadi bagian yang sedemikian rupa sehingga anggota
masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat secara
keseluruhan.
Indonesia
adalah salah satu negara multicultural terbesar di dunia.Kebenaran dan
pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang
begitu beragam dan luas.Sekarang ini, jumlah pulau yang ada diwilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesi (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil.
Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku
yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu, mereka juga
menganut agama dan kepercayaan yang beragam, seperti Islam, Katolik, Kristen
Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Konsep Suku Bangsa?
2.
Bagaimana Konsep Daerah Kebudayaan?
3.
Bagaimana Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Utara?
4.
Bagaimana Daerah-daerah Kebudayaan di Asia?
5.
Bagaimana Ras, Bahasa dan Kebudayaan?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
1.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Konsep Suku
Bangsa.
2.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Konsep Daerah Kebudayaan.
3.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Daerah-daerah
Kebudayaan di Amerika Utara.
4.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Daerah-daerah
Kebudayaan di Asia.
5.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Ras, Bahasa
dan Kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
2.1 Konsep Suku Bangsa
1.
Suku
Bangsa
Tiap
kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang berwujud sebagai
komunitas desa, atau kota atau sebagai kelompok adat yang lain, bisa
menampilkan suatu corak yang khas. Hal itu terlihat oleh orang luar yang bukan
warga masyarakat bersangkutan.Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah
hidup dari hari kehari dalam lingkunga kebudayaannya biasanya tidak melihat
corak khas itu.sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat
corak khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan
kebudayaan sendiri.
Corak khas
dari suatu kebudayaan bisa tampil Karen kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur
yang kecil, berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus atau
karena diantara pranata-pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus, atau
dapat juga karena warganya manganut suatu tema budaya yang khusus.Sebaliknya,
corak khas tadi juga dapat disebabkan karena ada kompleks unsur-unsur yang
lebih besar. Berdasarkan atas corak khsus tadi, suatu kebudayaan dapat
dibedakan dari kebudayaan lain.
Konsep
yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang
terikat oleh suatu kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”,
sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan juga oleh kesatuan
bahasa. Dengan demikian, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan
oleh orang luar, misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau
ahli lainnya, dengan metode-metode analisa ilmiah, melainkan oleh warga
kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri.
Dalam
kenyataan , konsep suku bangsa lebih kompleks daripada apa yang terurai diatas.
Ini disebabkan karena dalam kenyataan batas kesatuan manusia yang merasakan
diri terikat oleh keseragaman kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit,
tergantung pada keadaan. Misalnaya, penduduk pulau Flores di Nusa Tenggara
Timur terdiri dari beberapa suku bangsa yang khusus, juga menurut kesadaran
orang Flores, yaiitu orang Manggarai, Ngada, ruing, Nage-Keo, Ended an
Larantuka. Keppribadia dari suku bangsa tersebut dikuatkan oleh bahasa-bahasa
khusus, yaitu bahasa Manggarai, Ngada, Sikka, Ende dan sebagainya, yang berbeda
satu dengan yang lainnya, sehingga seoorang Manggarai tidak mengerti bahasa
Sikka, orang Sikka tidak mengerti bahasa Ngada.
2.
Aneka
Warna Kebudayaan Suku Bangsa
Kecuali
mengenai besar kecilnya jumlah penduduk dalam kesatuan masyarakat suku bangsa,
seorang sarjana antropologi tentu manghadapi suatu perbedaan asas dan
kompleksitas dari unsur kebudayaan yang menjadi pokok penelitian atau pokok
deskripsi etnografinya. Dalam hal itu para sarjana antropologi sebaiknya
membedakan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia berdasarkan atas
kriterium mata pencarian dan sistem ekonomi kedalam enam macam, yaitu:
a. Masyarakat pemburu dan peramu
(Hunting and Gathering societies).
b. Masyarakat Peternak (Pastoral
Societies).
c. Masyarakat peladang (Societies of
Shifting Cultifator).
d. Masyarakat Nelayan (Fishing
Communities).
e. Masyarakat Perkotaan (Komplex Urban
Societies).
3.
Kebudayaan
suku bangsa yang hidup dari berburu dan meramu pada akhir Abad ke-20 sudah
hampir tidak ada dimuka bumi. mereka tinggal di daerah-daerah terisolasi di
daerah pinggiran atau daerah terpencil yang karena keadaan alamnya tidak suka
diganggu oleh bangsa-bangsa lain.
4.
Pada
masa kini, jumlah dari semua suku bangsa yang hidup dari berburu diseluruh
dunia belum ada setengah juta orang. Dibandingkan dengan seluruh penduduk dunia
yang berjumlah tiga miliar orang, maka hanya tinggal kira-kira 0,01% dari
seluruh penduduk dunia yang masih hidup dari berburu. Jumlah itu semakin
berkurang karena suku-suku bangsa yang berburu sudah banyak yang pindah ke kota
untuk menjadi buruh.
5.
Masyarakat
yang kompleks telah menjadi objek perhatian para ahli antropologi, terutama
sesuda Perang Dunia II. Pada masa itu, timbuul banyak negara baru bekas jajahan
, dengan penduduk yang terdiri dari banyyak suku bangsa, golongan, bahas,
agama, dalam wadah satu negara nasional yang merdeka.
2.2
Konsep Daerah Kebudayaan
Suatu
daerah kebudayaan atau Culture Area merupakan suatu penggabungan atau penggolongan
(yang dilakukan oleh ahli-ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam
masing-masing kebudayaannya yang beraneka warna mempunyai beberapa unsur dari
ciri mencolok yang serupa.Sistem penggolongan daerah kebudayaan yang
sebenarrnya merupakan suatu sistem klasifikasi yang mengklaskan beraneka suku
bangsa yang terbesar disuatu daerah atau benua besar, dalam golongan
berdasarkan atas beberapa persamaan unsur dalam kebudayaannya.Hal ini untuk
memudahkan gambaran menyeluruh dalam hal penelitian analisa atau penelitian
komperatif dari suku-suku bangsa di daerah atau benua yang bersangkutan.
Suatu
daerah kebudayaan dikelompokkan kedalam satu golongan. Kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain berbeda. Perbedaan itu dari segi wujud unsur
kebudayaan fiisik, misalnya alat-alat berburu/bertani, alat transportasi,
senjata, bentuk-bentuk ornament, bentuk dan gaya pakaian, tempat kediaman, dan
sebagainya. Selain itu juga, ada perbedaan dari sistem sosial atau sistem
budaya, seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, perekonomian, upacara
keagamaan, cara berpikir, dan adat istiadat.
2.3
Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Utara
9
(Sembilan) daerah kebudayaan di Amerika Utara menurut klasifikasi Clark Wissler
adalah:
a. Daerah kebudayaan Eskimo
Kebudayaan
Eskimo meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang laut di pantai utara dan
barat laut Kanada, serta pantai pulau-pulau yang berhadapan dengan pantai
kanada, seperti Befinland, Greenland yang telah mengadaftasikan diri terhadap
kehidupan d daerah sebelah utara garis pantai dan didalam suatu alam yang
sangat dingin dengan banyak es dan salju keras.contoh suku bangsa dari daerah
ini: Eskimo Ninivakmiut di Alaska. Eskimo Iglulik dipantai bagian utara dari
teluk Hudson, dan Eskimo Angmasalik di pantai tenggara pulau Greenland.
b. Daerah Kebudayaan Yukon-Mackenzie
Yang
meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang hutan koniferus di Kanada Barat
Laut.Seperti beruang atau binatang-binatang buruan yang lebih kecil, serta
penangkapan ikan di sungai-sungai besar Yukon dan Mackenzie, serta anak-anak
sungai.Dibeberapa tempat, adapula suku-suku bangsa yang musim-musim tertentu
memburu binatang rusa Reindeer.Salju yang lembut yang banyak di daerah itu
telah menyebabkan berkembangnya alat sepatu salju.Contoh suku bngsa yang ada di
daerah ini adalah Tanana di hulu Sungai Yukon, Kaska di Hulu Sungai Mackenzie,
dan Chipwayan di daerah Danau-danau di Kanada Utara.
c. Daerah Kebudayaan Pantai Barat Laut
Yang
meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup di desa-desa tepi
pantai barat laut Kanada, atau di tepi Pantai pulau-pulau yang berhadapan
dengan Pantai Kanada.Suku bangsa itu hidup dari perikanan (ikan Salmon) dan
memburu ikan paus di laut terbuka. Ciri yang mencolok dari kebudayaannya adalah
upacara-upacara Tjotenisme dengan suatu seni patung kayu yang berkembang luas,
seni tenun yang indah, dan adat istiadat sekitar Potlatch, yaitu pesta-pesta
besar dimana kelompok-kelompok kekerabatan yang berasal dari desa-desa lai
saling bersaing secara berlebihan dalam hal memamerkan kekayaan. Contoh suku
bangsa dari dareh ini adalah Tlinggit, Haida dan Kwakiutl.
d. Daerah Kebudayaan Dataran Tinggi
Yang
meliputu suku-suku bansa bermasyarakat rumpun hidup di desa-desa, di
rumah-rumah dibawah tanah dalam musim dingin (semi subterranean winter
dwellings) dan rumah-rumah jerami untuk musim panas.Mata pencarian adalah
perikanan dan meramu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.Contoh suku bangsa ini
adalah Kutensi, Klamat dan Yurok.
e. Daerah Kebudayaan Plains
Yang
meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang sampai kira-kira abad ke-19
tersebar di daerah stepa-stepa maha luas, yaitu di daerah Prairie atau Plains
diantara sungai besar Mississippi dan deret pegunungan Rocky yanghidup dan
berburu binatang banten, bison dengan kuda (yang pemakaiannya mereka pelajari
dari orang Spanyol). Sekarang dengan musnahnya bison , orang Indian Prairie
sudah mempunyai mata pencarian hidup lain atau sudah trsebar di kota-kota.
contoh suku bangsa dari daerah ini adalah Crow Omaha da Comanche.
f. Daerah Kebudayaan Hutan Timur
Yang
meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang tersebar di daerah-daerah
sekitar bagian Timur Laut, dan yang hidup berdasarkan pertanian menetap dengan
jagung, sebagai tanaman pokok.Suku bangsa itu umumnya hidup di desa-desa dengan
rumah-rumah panjang yang terbuat dari kulit pohon untuk musim panas dan
rumah-rumah setengah bola yang juga terbuat dari kulit pohon untuk musim dingin
(Wigwam).Contoh suku bangsa ini adalah Winnebago, Huron dan Iroquois.
g. Daerah Kebudayaan Dataran Kalifornia
(California Great Basin)
Yang
meliputi suku-suku bansa bermasyarakat rumpun yang hidup dari berburu dan
mengumpulkan biji-bijian.Mereka tinggal dalam rumah-rumah jerami dan terkenal
dengan keindahan seni anyamannya.Contoh suku bangsa ini adalah Miwook, Washo dan
Ute.
h. Daerah Kebudayaan Barat Daya
Yang
meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun tang tersebar di daerah gurun
dan setengah gurun, dan hidup dari pertanian intensif di lembah-lembah sungai.
Suku-suku bangsa itu tinggal di desa-desa berumah persegi, bertingkay-tingkat
yang terbuat dari tanah liat (Pueblo), dan yang sering di bangun diatas puncak
gunung karang yang tinggi curam untuk keperluan pertahanan.Contoh suku bangsa
ini adalah Apache, Navaho, Zuni Peublo, Hopi Pueblo, dan Santa Clara Pueblo.
i.
Daerah
Kebudayaan tenggara
Yang
meliputii suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang bercocok tanam intensif
dengan cangkul dan menanam jagung, labu-labuan dan tembakau sebagai tanaman
pokok.
Mereka
hidup dalam desa dengan rumah-rumah berbentuk persegi panjang yang tergabung
dalam federasi-federasi desa yang luas. Dalam kehidupan keagamaannya,
mereka telah mengembangkan suatu sistem upacara yang luas terpusat pada
pemujaan matahari.Contoh suku bangsa ini adalah Cherokee, Seminole dan Chowtow.
j.
Daerah
Kebudayaan Meksiko
Yang
meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rakyat pedesaan yang berorientasi
terhadap peradaban kota yang banyak terpengaruh oleh kebudayaan Spanyol dan
agama Katolik. Dalam zaman sebelum orang Spanyol datang, rakyat pedesaan
berorientasi pada suatu peradaban tinggi di kota-kota besar dan bangunan
kuil-kuil yang indah, pusat penyembahan mmatahari, yang dilakukan denga
upacara-upacara luas dengan korban manusia.Rakyat hidup bercocok tanam di
lading dengan jagung, kentang, labu-labuan tembakau, dan kapas sebagai tanaman
pokok.
2.4
Daerah-daerah Kebudayaan di Asia
Pada
hakikatnya suatu benua besar seperti Asia terlampau besar perbedaan
sifat-sifatnya untuk dapat dibagi sebagai keseluruhan kedalam daerah-daerah
kebudayaan. Kalau kita ambil bagian-bagian khusus dari benua itu, misalnya Asia
Barat Daya, Siberia, Asia Selatan, atau daerah lain yang mengklasifikasikan
aneka warna kebudayaan dalam bagian khusus itu kedalam daerah-daerah
kebudayaan, maka baru klasifikasi itu ada artinya.
Kawasan
Asia menurut Kroeber dengan beberapa perubahan, kedalam tujuh bagian, yaitu:
1.
Daerah
Kebudayaan Asia Tenggara.
2.
Daerah
Kebudayaan Asia Selatan.
3.
Daerah
Kebudayaan Asia Barat Daya.
4.
Daerah
Kebudayaan China.
5.
Daerah
Kebudayaan Stepa Asia Tengah.
6.
Daerah
Kebudayaan Siberia.
7.
Daerah
Kebudayaan Asia Timur Laut.
8.
Suku-suku
bangsa Indonesia.
Klasifikasi
dari aneka warna suku bangsa di Indonesia biasanya masih berdasarkan sistem
lingkaran hukum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vallenhoven. Sistem yang tergambar
dalam peta membagi Indonesia kedalam 19 daerah, yaitu:
1.
Aceh
2.
Sulawesi Selatan
3.
Gayo-Alas dan Batak
4.
Ternate
5.
Nias dan Batu
6.
Ambon Maluku
7.
Minangkabau
8.
Kepulauan Barat Daya
9.
Mentawai
10.
Papua (Irian)
11.
Sumatera Selatan
|
12.
Timor
13.
Enggano
14.
Bali dan Lombok
15.
Melayu
16.
Jawa Tengah dan timur
17.
Bangka dan Beliton
18.
Surakarta dan Yogyakarta
19.
Kalimantan
20.
Jawa Barat
21.
Sangir-Talaud
22.
Gorontalo
23.
Toraja
|
2.5 Ras, Bahasa dan Kebudayaan
Sejumlah
manusia yang memiliki ciri-ciri ras tertentu yang sama, belum tentu mempunyai
bahasa induk yang termasuk satu keluarga bahasa, apalagi mempunyai satu
kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan. Diantara sejumlah manusia
itu, misalnya da beberapa orang Thai, Khmer dan beberapa orang Sunda. Ketiga
golongan tersebut mempunyai ciri-ciri ras yang sama, yang dalam Ilmu
Antropologi-fisik disebut ciri-ciri ras Paleo-Mongoloid. Namuun bahasa induk
masin-masing orang tadi termasuk keluarga bahasa yang berlainan.Bahasa Thai
termasuk keluarga bahasa Sino-Tibotani, Bahasa Khmer termasuk keluarga bahasa
Austro-Asia, dan bahasa Sunda termasuk keluarga bahasa Austronaesia.Kebudayaan
Thai dan Khmer terpengaruh oleh agama Budha Theravada, kebudayaan Sunda
terpengaruh oleh agama Islam.
Ada
sejumlah manusia yang memiliki ciri-ciri ras yang berbeda, tetapi mempergunakan
beberapa bahasa induk yang berasal dari satu keluarga bahasa, sedangkan
kebudayaan mereka berbeda, seperti orang Huwa di daerah pegunungan Madagaskar,
dengan orang Jawa, dan orang Papua daerah pantai Utara Papua. Orang Huwa
memiliki ciri-ciri Ras Negroid dengan beberapa unsur ras Kaukasoid Arab, orang
Jawa memiliki ciri-ciri Ras Mongoloid-Melayu, dan orang Papua memiliki
ciri-ciri Ras Melanosoid.
Tetapi
ketiga golongan manusia tersebut mempergunakan bahasa yang termasuk satu induk,
yaitu bahasa Huwa, bahasa Jawa, dan bahasa Bugis, yang walaupun berbeda antara
yang satu dengan yang lain, tetapi termasuk keluarga bahasa Austronesia.
Kebudayaan orang Huewa adalah kebudayaan pertanian, dengan irigasi, yang dikuasai
kerajaan kuno Imerina, dengan agama pribumi dan kini terpengaruh Agama
Katolik.Kebudayaan Huwa digolongkan kedalam daerah kebudayaan Madagaskar.
Kebudayaan Jawa adalah kebuyaan pertanian dan irigasi yang hidup untuk
sebagian besar dalam masyarakat pedesaan yang dulu dikuasai oleh
suatu rangkaian kerajaan-kerajaan kuno sejak Abad ke-9, dengan Hindu dan Budha
Mahayana yang kemudian terpengaruh oleh agama Islam.
Dalam
zaman sekarang ini, dimana komunikasi manusia dan mobilitas manusia seluruh
penjuru bumi makin meluas maka pembauran antara manusia dari aneka warna ras,
bahasa dan kebudayaan makin intensif. Namun untuk keperluan analisa
antropologi secara historis perlu mengetahui pola-pola penyebaran yang asli
dari aneka warna ras, bahas dan kebudayaan di muka bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep
yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang
terikat oleh suatu kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”,
sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan juga oleh kesatuan
bahasa. Dengan demikian, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan
oleh orang luar melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri.
Aneka
warna kebudayaan suku bangsa di dunia dibedakan berdasarkan kriteria mata
pencaharian, yaitu: Masyarakat pemburu dan peramu, Masyarakat Peternak,
Masyarakat peladang, Masyarakat Nelayan, dan Masyarakat Perkotaan.
Daerah-daerah
kebudayaan di Amerika Utara yaitu: Daerah kebudayaan Eskimo, Daerah Kebudayaan
Yukon-Mackenzie, Daerah Kebudayaan Pantai Barat Laut, Daerah Kebudayaan Dataran
Tinggi, daerah kebudayaan Plains, daerah kebudayaan hutan Timur, daerah
kebudayaan Dataran Kalifornia, daerah kebudayaan Barat Daya, darerah kebudayaan
Tenggara, dan daerah kebudayaan Meksiko.
Daerah
kebudayaan di Asia, yaitu: Daerah kebudayaan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia
barat Daya, China, Stepa Asia Tengah, Siberia, Asia Timur Laut, dan Suku-suku
Bangsa di Indonesia.
Dalam
zaman sekarang ini, dimana komunikasi manusia dan mobilitas manusia seluruh
penjuru bumi makin meluas maka pembauran antara manusia dari aneka warna ras,
bahasa dan kebudayaan makin intensif.
3.2 Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kami
sebagai penulissangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca yang budiman.
No comments:
Post a Comment