MAKALAH PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya makalah yang berjudul “Dinamika
Masyarakat dan Kebudayaan” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan
kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan
atau bergeser memerlukan konsep-konsep dalam menganalisa proser pergeseran
masyarakat dan kebudayaan dalam sebuah penelitian Antropologi dan Sosiologi
yang disebut Dinamika Sosial (Social Dinamic).
“Tak ada Gading Yang tak retak” begitulah kata pepatah.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.Semoga makalah
ini dapat bermamfaat bagi setiap pembacanya.
Pancasari, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………….…………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……….………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat…………….……………………….. 2
BAB
II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Konsepsi-Konsepsi
Mengenai Khusus
Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan…….. 3
2.2 Proses
Belajar Kebudayaan Sendiri…………………….. 3
2.3 Proses
Evolusi Sosial………………………………..….. 5
2.4 Proses
Difusi…………………………………………….. 6
2.5 Akulturasi
dan Pembaruan atau Asimilasi…..………….. 7
2.6 Pembaharuan
atau Inovasi…………………………….….. 8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 9
3.2 Saran………………………………………………….… 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Effendi, R
(2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas
manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyaknya bersifat kekalm
berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
E.B Taylor
(2007) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat
(2003) mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-proses pergeseran
masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangann penelitian antropologi dan
sosiologi yang disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep yang terpenting
ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.selain itu ada proses perkembangan
kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari bentuk-bentuk kebudayaan
yang sederhana hingga yang makin lama makin kompleks yang dilanjutkan dengan
proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan yang terjadi bersama dengan perpindahan
bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses lainnya adalah proses perkenalan
budaya-budaya asing yang disebut “proses akulturasi” dan proses pembaruan yang
disebut “asimilasi” dan yang berkaitan erat dengan penemuan baru yang
disebut “inovasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian
disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah Konsepsi-Konsepsi Khusus Mengenai Pergeseran
Masyarakat dan Kebudayaan?
2.
Bagaimana Proses Belajar Kebudayaan Sendiri?
3.
Bagaimana Proses Evolusi Sosial?
4.
Bagaimana proses Difusi?
5.
Bagaimana Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi?
6.
Bagaimana Pembaharuan atau Inovasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-konsepsi
mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri,
proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi
dan perubahan atau inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
2.1 Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus
Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab
ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa secara ilmiah
gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai
proses yang sedang berjalan dan bergeser. semua konsep yang kita perlukan
apabial kita ingin menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan ,
termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut
dinamika sosial.
Diantara
konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga
masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya
yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks, yaitu
evolusi kebudayaan. Kemudian dap roses penyebaran kebudayaan secara geografi
terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses
lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu
masyarakat, yaitu proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses
pembaruan atau inovasi yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang
disebut inovasi dan invention.
2.2 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
1. Proses Internalisasi
Koentjaraningrat
(2003) mengunkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung
sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya,
sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala
perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut
Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang
dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia
itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat
disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau
pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang
dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut
Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai
dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu
dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai
macam lingkungan sosial dan budayanya. Contoh: Bayi yang lahir terus belajar
bagaimana mendapatkan perasaan puas dan tidak puas.
2. Proses Sosialisasi
Menurut
Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang
individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan
dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki
beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut
Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan
mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak
ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut
Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
a.
Individu
harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b.
Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis dan berbicara.
c.
Pengendalian
fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d.
Individu
harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3. Proses Akulturasi
Menurut
Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa proses akulturasi merupakan proses
belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat. system norma,
serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang
Sejak
kecil proses akulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran manusia, mula-mula
dari lingkungan keluarga, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan
meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu
prosen akulturasi disebut juga dengan pembudayaan.
Akulturasi
terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu
sendiri.
Proses
akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integasi antara
unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan
demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang
berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
2.3
Proses Evolusi Sosial
1.
Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses
evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail
(microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan dengan
memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (macroscopic).
Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran
mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari
suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara macroscopic yang terjadi
dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses
pemberi arah” atau directional processes.
2.
Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam
Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial
buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap
individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya
memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang
mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku
para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam
meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu
diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a.
Kebudayaan
sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya
yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b.
Kebudayaan
sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling
berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling
bertentangan dan dengan mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap
masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat
pada umumnya.
3.
Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila
evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan
suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan
arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.
2.4
Proses Difusi
1.
Penyebaran
Manusia
Ilmu
antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka
bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah
menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan
adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi
fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun
lamanya.
Ditinjau
dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari
migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi
cepat dan mendadak.
Migrasi
lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang
selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang.
Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin
lama makin luas.
2.
Penyebaran
Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama
dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini,
turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan.Penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau
bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa
oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam
zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi
mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu
yang berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu
mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti
Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
2.5
Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi
Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Asimilasi timbul bila ada:
1.
Golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2.
Saling
bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
3.
Kebudayaan
golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga
minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.
5 (lima) golongan masalah
akulturasi, yaitu:
1.
Masalah
metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang
terjadi.
2.
Masalah
unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
3.
Masalah
unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
4.
Masalah
individu yang cepat dan sukar menerima.
5.
maslah
ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
Dalam
peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang [peneliti sebaiknya
memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1.
Keadaan
masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
2.
Individu-individu
dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.
Saluran-saluran
yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima.
4.
Bagian-bagian
dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing
tadi.
5.
Reaksi
individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
2.6
Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu
proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang
biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan
invension.
Faktor-faktor
yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan
penemuan baru adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran akan kekurangan dalam
kebudayaan.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu
kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi kegiatan
mencipta.
Penemuan
baru seringkali terjadi saat ada suatu krisis masyrakat, dan suatu krisis
terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat
kekurangan-kekurangan yang ada disekelilingnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1.
Konsep
yang diperlukan untuk menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan
kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut
Dinamika Sosial. Dari konsep dinamika sosial dapat ditarik beberapa konsep
sederhana, yaitu: konsep proses belajar kebudayaan oleh masyarakat itu
sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi.
2.
Dalam
proses evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a.
Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
b.
Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
c.
Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
3.
konsep
proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan
perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut proses difusi.
4.
Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5.
Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
3.2 Saran
Sebagai
Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
No comments:
Post a Comment