Makalah Tanaman Bunga Krisan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah penelitian yang berjudul “Penelitihan Pertumbuhan Tanaman Bunga Krisan”
ini dalam bentuk, isi maupun pembahasannya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu memberikan petunjuk
atau menjadi suatu pedoman bagi pembaca yang khususnya penggemar tanaman hias
bunga krisan dari cara pengolahan media tanamnya sampai cara perawatan hingga panen.
Makalah ini saya akui masih jauh dari sempurna karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang dan minim. Akhir kata seperti pepatah
mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”, untuk itu kami harapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak atau pembaca demi kesempurnaan
penyusunan makalah kami untuk kedepannya.
Penyusun
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR
ISI……………………………………………..…………… ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………..… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………… 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………..…. 1
BAB
II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………. 2
2.1 Kajian Pustaka…………………………………………..… 2
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN…….……………………..… 3
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian………………………..… 3
3.2 Tempat Penelitian dan Waktu
Penelitian …………….….. 3
3.3 Populasi/ Subyek dan Sampel atau
Objek Penelitian……. 3
3.4 Pengumpulan atau Sumber Data………………………..… 3
BAB
IV PEMBAHASAN…………………………………………..… 4
4.1 Hasil Penelitian…………………………………………..… 4
4.2 Pembahasan…………………………………………..……. 4
4.3 Proses
Perawatan………………………………………….. 5
4.4 Jenis Hama Pengganggu dan
Penyakit Pada Bunga Krisan.. 7
BAB
V PENUTUP…………………………………………..………… 10
5.1 Kesimpulan…………………………………………..…….. 10
5.2 Saran…………………………………………..……………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman hias
memiliki proses dan perawatan yang lumayan sulit dari cara pengolahan lahan
atau media tanam hingga bisa dipanen untuk dijual ke objek wisata atau ke
hotel-hotel serta bagi para penggemar yang cinta akan keindahan di lingkungan
rumah.
Disini
kelompok kami akan mengulas tentang tanaman hias bunga Krisan yang banyak
digemari oleh turis-turis asing atau mancanegara, hingga dijual ke hotel-hotel
tertentu. Serta memberikan pedoman atau suatu petunjuk tentang bagaimana cara
mempersiapkan lahan, pananaman, perawatan dan pemeliharaan hingga dipanen bagi
para pembaca yang khususnya penggemar Bunga Krisan.
Untuk hal itu ikutilah pembahasan selanjutnya untuk
mengetahui proses yang harus dilakukan untuk tanaman bunga krisan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
proses awal yang dilakukan dari penyediaan lahan hingga bibit ditanam?
2.
Proses
apa saja yang dilakukan sejak bibit ditanam hingga dapat dipanen ?
3.
Jenis
hama pengganggu dan penyakit apa saja yang terjadi pada tanaman Bunga Krisan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun
Tujuan dan Manfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Tujuan
yang ingin di capai, yaitu:
1.
Ingin
mengetahui proses penanaman Bunga Krisan
2.
Ingin
mengetahui proses perawatan bunga krisan
3.
Ingin
mengetahui pupuk yang digunakan
4.
Ingin
mengetahui berapa lama kita bisa memetik bunga krisan.
BAB II
2.1
Kajian Pustaka
Bunga Krisan
·
Penyiraman
adalah proses pembasahan tanah.
·
Perawatan
adalah proses pemeliharaan suatu tumbuhan.
BAB III
3.1
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara
langsung dengan panduan.
3.2
Tempat dan Waktu
Tanggal 16-11-2012 di kebun pemilik
salon Denisa.
3.3
Populasi/subjek penelitian
Bunga Krisan dengan warna: putih,
kuning, merah, hijau, ungu.
3.4 Pengumpulan / sumber data
Kami mendapat sumber data ini dari
Internet dan referensi buku-buku yang membahas tentang bunga krisan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Penelitian
-
Kami
mendapatkan beberapa penyakit yang bisa menyebabkan tanaman ini gagal panen
diantaranya ulat daun, wereng, mayit, trip (penyakit karak daun), busuk batang.
4.2
Pembahasan
1) Proses awalnya adalah
a) Pengolahan lahan
Sebelum
dilakukan penanaman, sebaiknya tanah diolah hingga menjadi gembur, serta bebas
dari tanaman liar (gulma) dan jamur/parasit yang dapat merugikan pertumbuhan
bibit krisan. Setelah itu, tanah dibiarkan selama 2 minggu.
a.
Tahap selanjutnya tanah diolah kembali dengan cangkul
atau bajak hingga menjadi gembur dan bebas dari tanaman liar/gulma yang
mengganggu. Setelah gembur, masukan pupuk kompos atau pupuk kandang agar tanah
menjadi subur.
b.
Selanjutnya, buat bedengan dengan lebar kurang lebih
110 cm, tinggi kurang lebih 25 cm, jarak antarbedengan kurang lebih 35 cm, dan
panjang disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
c.
Setelah itu, buat bedengan, kemudian buat lubang tanam
dan siap untuk ditanam.
d.
Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi
pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro.
Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 =
4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan
dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.
b) Proses tanam
Dengan
penanaman yang baik, Bunga krisan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Adapun cara menanam bunga krisan yang baik, antara lain:
a. Bunga
krisan dapat ditanam di lahan terbuka sehingga dapat terkena sinar matahari
langsung ataupun dapat pulai ditanam di dalam rumah plastik yang bening
sehingga matahari tetap langsung mengenai tanaman krisan. Kelebihan metoda
tanam dalam rumah plastik adalah tanaman terhindar dari air hujan yang dapat
merusak bunga krisan. Setelah tanah diolah dan dibuat bedengan, kemudian buat
lubang tanam di bedengan. Ukuran lubang tanam adalah 10 cm x 10 cm atau 20 cm x
20 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari.
b. Setelah
lubang tanam dibuat, masukan bibit krisan dan urug dengan sedikit tanah sebagai
penghalang agar akar bibit tidak mengenai pupuk Furadan 3G secara langsung.
Setelah itu, masukan pupuk Furadan 3G sebanyak kurang lebih 8 butir ke dalam
lubang tanam yang sudah dimasukkan bibit krisan tadi. Selanjutnya, urug hingga
lubang tanam tertutup.
4.3 Proses Perawatan
a.
PEMUPUKAN
Pemupukan
juga sangat mendukung agar bunga krisan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Diperlukan dosis dan ukuran yang tepat supaya perkembangan dapat optimal. Cara
yang dapat digunakan antara lain :
1. Pupuk
pertama kali diberikan pada saat bunga krisan di tanam. Jika menggunakan pupuk
buatan, jenis pupuk yang digunakan adalah Furadan 3G sebanyak 6-10 butir per
lubang. Selanjutnya, buat komposisi campuran pupuk antara 75 gr ZA, 75 gr TSP,
dan 25 gr KCI dengan perbandingan komposisi tersebut adalah 3 : 3 :1 per m2
luas tanam. Pupuk tersebut diberikan secara merata pada tanah sambil
diaduk-aduk.
2. Adapun
waktu yang tepat untuk melakukan pemupukan adalah ketika bunga krisan berumur 1
bulan setelah tanam. Lakukan pemupukan secara bertahap. Pada tahap pertama,
lakukan pemupukan setiap 1 minggu sekali, sedangkan pada tahap kedua, pemupukan
dilakukan setiap 30 hari sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase
vegetatif sebaiknya berupa campuran antara 200 gr Urea, 100 gr KNO3, dan 200 gr
ZA per m2 luas lahan, sedangkan pada fase generatif, sebaiknya
menggunakan campuran pupuk antara 10 gr Urea, 25 gr KNO3, dan 10 gr TSP per m2
luas lahan. Campuran pupuk tersebut diberikan dengan cara disebarkan dalam
lubang yang ditugal dengan posisi di samping kiri dan kanan pohon.
3. Pupuk
daun digunakan dengan cara mencampurkan pupuk dengan air, yang selanjutnya akan
disiram /disemprotkan pada daun.
b. PEMELIHARAAN TANAMAN
Cara-cara perawatan
bunga krisan, antara lain:
a. Lakukan
pemupukan secara bertahap dengan dosis yang tepat. Lakukan penyemprotan
pestisida jika ada hama.
b. Lakukan
penyiangan sesering mungkin agar tanaman liar/gulma hilang, jika ditemukan
tanaman liar cabut hingga keakarnya.
c. Benih
yang mati atau lambat pertumbuhannya dengan benih yang baru, yang memiliki
kualitas baik (penyulaman).
d. Buang
tangkai-tangkai yang mati dan kering atau tangkai yang diserang hama dan
penyakit.
e. Lakukan
penyiraman secara teratur dengan dosis yang tepat.
c. PANEN
a.
Bunga krisan dapat dipanen pada saat
berumur 3 bulan setelah tanam.
b.
Proses pemanenan dilakukan pada pagi
atau sore hari.
c.
Cara pemanenan yang dilakukan, antara
lain dipotong tangkainya atau dicabut seluruhnya hingga akar-akarnya.
d.
Sebaiknya bunga krisan dipetik pada
saat bunga setengah mekar atau belum mekar penuh.
d.
PENGOLAHAN
HASIL PANEN
Setelah
bunga dipanen dilakukan penyortiran hasil panen berdasarkan kualitas bunga,
misalnya berdasarkan panjang tangkai bunga, ataupun besarnya kuntum bunga
krisan. Bunga yang memiliki kualitas baik (tangkai bunga panjang lebih dari 70
cm, diameter pangkal lebih dari 5mm, kuntum bunga besar dan kokoh) dikelompokan
dan dapat dipasarkan ke Hotel-hotel ataupun ke perangkai bunga yang sudah
mempunyai nama. Pada umumnya mereka menetapkan standar bunga yang cukup tinggi,
sedangkan untuk bunga hasil panen yang lain (panjang tangkainya tidak sampai 70
cm) dapat kita pasarkan kepada konsumen umum ataupun melalui pasar-pasar bunga
seperti pasar Rawa belong di Jakarta Barat.
4.4 Jenis Hama Pengganggu Dan
Penyakit Pada Bunga Krisan
1.
Hama
a. Thrips
Hama ini merupakan pemakan hampir semua
jenis tanaman, terutama pada bagian pucuk daun. Hama ini tergolong famili Thripidae
dan ordo Thysanoptera.
Indikasi:
Pucuk daun tampak kering dan Iayu karena hama ini mengisap cairan yang ada di
dalam daun, serta tampak bercak putih perak pada daun.
Pengendalian:
Melakukan penyemprotan menggunakan insektisida. Insektisida yang biasa
digunakan untuk memberantas hama ini adalah Pegasus 500 sc, Mesurol 50 wp,
Dicarzol 25 sp, serta yang mengandung bahan aktif Merkaptodimetur, Endusolfan,
Formothion, Metomil, Dimetoat, dan Karbaril.
b.
Ulat tanah
Hama ini menyerang
ujung batang sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Indikasi:
Bagian pucuk tampak rusak karena hama ini menyerang ujung batang dengan cara
memakannya, serta merusak tangkai.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan
menggunakan insektisida.
c. Tungau merah
Hama ini menyerang daun sehingga daun
menjadi tidak normal.
Indikasi:
Daun menjadi agak tebal dan tampak bercak-bercak kuning kecokelat-cokelatan
pada bagian permukaan daun.
Pengendalian:
Melakukan penyemprotan menggunakan pestisida dan memangkas daun yang terserang
hama.
d. Pengerek daun
Hama ini menyerang daun
sehingga daun tampak tidak normal.
Indikasi:
Warna daun menjadi putih keabu-abuan dan daun melinting.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan
dengan menggunakan insektisida dan memangkas daun yang terserang hama.
2) Penyakit
a. Kerdil (chrysanhenumum stunt virus)
Penyakit ini disebabkan oleh serangan
virus kerdil. Biasanya, virus mulai masuk ketika tanaman masih berupa bibit.
Indikasi: Terganggunya pertumbuhan
yang mengakibatkan kekerdilan, serta lebih cepat berbunga, namun bunganya
berwarna pucat.
Pengendalian: Belum ada pengobatan
yang efektif terhadap penyakit ini, namun cara pencegahannya untuk menghindari
penularan yang lebih luas adalah buang dan bakar segera tanaman yang terkena
penyakit ini.
b. Daun mozaik (chrysanthemum mild mosaic virus)
Penyakit ini disebabkan oleh serangan
virus mozaik. Biasanya, virus mulai masuk ketika tanaman masih berupa bibit dan
menyerang pada daun.
Indikasi: Pada daun terdapat corak
bergaris-garis atau belang hijau-kuning.
Pengendalian: Belum ada pengobatan
yang efektif terhadap penyakit ini, namun cara pencegahannya untuk menghindari
penularan yang lebih luas adalah buang dan bakar segera tanaman yang terkena
penyakit ini.
c. Jamur tepung
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Oidium
chrysatheemi. Jamur ini biasanya menyerang daun.
Indikasi: Terdapat tepung putih yang
menyelimuti permukun, yang berakibat pada mengeringnya daun.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan
menggunakan fungisida dan memangkas daun yang terserang penyakit.
d. Jamur karat
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Puccinia
sp. Biasanya, jamur ini menyerang daun.
Indikasi:Terdapat bintil-bintil
berwarna hitam atau cokelat pada permukaan daun bagian bawah.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan
menggunakan fungisida dan memangkas daun yang terserang penyakit.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Karakteristik
tanah yang baik untuk bunga krisan adalah tanah yang gembur, subur, dan
bertekstur liat berpasir, dengan kadar keasaman/pH tanahnya antara 5,5-6,7.
Bunga krisan dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang memiliki ketinggian
antara 700-1.200 m dpl (di atas permukaan laut).Pemeliharaan tanaman sangat
menentukan kelangsungan hidup bunga krisan. Pada dasarnya, perawatan yang
dilakukan pada bunga krisan tidak jauh berbeda dengan perawatan yang diberikan
pada bunga lain. Hama penggangunya antara lain dari serangga dan jamur yang
dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
5.2
Saran
Indonesia
yang kaya akan Sumber Daya Alam perlu kita jaga dan lestarikan, karena kekayaan
alam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai aset Negara yang dapat menarik
perhatian wisatawan di seluruh dunia. Meskipun perawatan bunga krisan yang
terbilang sederhana, namun apabila tidak dijaga, bunga tersebut akan punah.
Jadi sebagai generasi penerus kita harus peduli dan sayang pada lingkungan yang
ada di sekitar kita.
No comments:
Post a Comment