MAKALAH ANTROPOLOGI
INTEGRASI SOSIAL
KATA
PENGANTAR
Pujisyukur kami
ucapkan atas segala karunia Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Antropologi Integrasi Sosial”dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang
telah memberi bantuannya dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami
meminta maaf kepada pembaca atas kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami
sangat mengharapkan saran, tanggapan,
dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan perbaikan kemasan
yang akan datang. Kami
mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga
Tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita.
Pancasari, September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………….…………………………….. 1
1.2 RumusanMasalah……….………………………………. 1
1.3 TujuandanManfaat…………….……………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Definisi integrasi sosial ………………………………….. 2
2.2 Bentuk-bentuk Integrasi. …………………………….….. 3
2.3 Faktor Pendorong
…………….………………………..... 3
2.4 Syarat Integrasi ….……..……………………………….. 5
2.5
Proses
Integrasi Sosial……………………………….….. 5
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………… 8
3.2
Saran………………………………………………….… 8
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan
adalah sesuatu yang memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Setiap masyarakat memilki
kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan cara bersosialisasi
yang berbeda-beda pula. Yang membedakannya hanya bagaimana melakukan integrasi
atau proses penyesuaian terhadap setiap perbedaan yang ada. Banyaknya
pengertian tentang budaya, jenis dan tujuan budaya serta integrasi masih belum
dipahami secara menyeluruh oleh banyak masyarakat, hal ini menjadi kajian yang
menarik dan penting untuk ditelaah.oleh dasar itulah saya mengambil tema “
Budaya dan Integrasi Sosial” sebagai bahasan dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
ApakahDefinisi
integrasi sosial?
2.
BagaimanaBentuk-bentuk
Integrasi?
3.
ApasajaFaktor
Pendorong?
4.
ApaSyarat
Integrasi?
5.
BagaimanaProses
Integrasi Sosial?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk
menambah wawasan tentang budaya dan integrasi sosial .di harapkan
pembaca akan lebih memahami arti penting budaya dan integrasi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi integrasi sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"
yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi yang dimaksud disini
merujuk pada upaya penyatuan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda-beda
secara sosial, budaya maupun politik suatu bangsa, yang membangun kesetiaan
lebih besar yang bersifat nasional. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Unsur-unsur sosial yang saling berbeda dalam masyarakat itu
dapat berupa individu, keluarga,kekerabatan,kelompok sosial,lembaga sosial,
status sosial, sistem nilai dan norma sosial. Proses penyesuaian yang dimaksud
adalah apabila masing-masing unsur yang berbeda tersebut mau mentaati
aturan-aturan yang ada dan telah disepakati bersama dan mau mefungsikan dirinya
sesuai dengan status dan peranannya dalam masyarakat.Sedangkan Integrasi sosial
ditandai dengan adanya suatu keadaan yang menggambarkan suatu keserasian
hubungan dan fungsi diantara komponen masyarakat. Keserasian fungsi ini
meliputi sebagian atau keseluruhan segi kehidupan, dimana masing-masing pihak
memberikan keuntungan kepada pihak lain. Hal ini pada akhirnya saling
menguntungkan semua komponen dalam masyarakat.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial
adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu
adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar
masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa
tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut :
- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar).
- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa
masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan
di antara berbagai kelompok.Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian
besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial,
nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
2.2. Bentuk-bentuk Integrasi
·
Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli.
·
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli.
2.3. Faktor Pendorong
Terbentuknya integrasi sosial dalam
masyarakat didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Sentimen
Ideologis
Yaitu suatu perasaan dan kesadaran
sejumlah orang dengan ideologi yang sama. Kelompok ini memiliki kesadaran
tinggi untuk menyatukan diri dalam gerak dan langkah serta tujuan karena
didorong oleh sentimen ideologis yang sama. Mereka merasa senasib dan
seperjuangan dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan ideologi yang
diyakininya.
2.
Sentimen
Geneologis
Di samping sentimen ideologis, sentimen
geneologis juga merupakan sarana yang mendorong orang-orang untuk menyatukan
diri dalam satu ikatan sosial yang didasarkan persamaan darah dan keturunan.
Dalam dalam kesatuan geneologis, orang menyadari bahwa mereka berasal dari satu
darah keturuna walaupun telah mengalami proses evolusi yang relatif panjang.
Sentimen ini dapat mendorong orang-orang yang merasa memiliki persamaan
keturunan untuk terikat dalam suatu wadah kekerabatan, marga, ataupun trah.
Contoh, muncuknya Marga Simanungkalit, Simanjuntak, Trah Mangkunegaran, Trah
Kasunan Demak, dan Trah Kraton Yogyakarta .
3. Sentimen Teretorial
Yaitu suatu perasaan yang muncul secara
spontanitas sebagai akibat adanya kesamaan daerah asal atau daerah kelahiran.
Mereka menyadari berasal dari satu daerah yang sama. Hal ini, dapat memunculkan
kesadaran untuk bersau dan membentuk suatu ikatan kerja sama yang lebih intim
dengan didorong oleh sentimen asal daerah yang sama. Contoh, penonton sepak
bola antar negara, yang memunculkan kesetiaan untuk mendukung negaranya.
4.
Sentimen
Kepentingan
Dalam suatu asosiasi, individu terikat
menjadi satu kesatuan karena memiliki orientasi dan kepentingan yang sama.
Misalnya, Ikatan Pengusaha Batik Pekalongan, Ikatan Pengusaha Batik Solo,
Ikatan Pengusaha Anggrek Jawa Barat. Melalui ikatan-ikatan ini, mreka menyadari
bahwa antara individu yang satu dengan individu yang lain merupakan himpunan
orang yang mempunyai kepentingan sama. Hal ini, mendorong orang untuk mau
melaksanakan kerja sama secara lebih intim.
5.
Sentimen
Historis
Adalah suatu perasaan yang menyadari bahwa
mereka memiliki sejarah perjuangan yang sama. Misalnya, pada saat Indonesia
ingin mengusir para penjajah, masyarakat Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan
pulau-pulau yang lain memiliki sentimen histori yang sama sebagai masyarakat
terjajah. Atas dasar persamaan, nasib mereka terdorong untuk bersatu dan
membentuk suatu ikatan dengan solidaritas yang tinggi melawan para penjajah.
2.4.Syarat Integrasi
Menurut W F
Ogburn dan M Nimkoff syarat terjadinya suatu integrasi sosial adalah sebagai
berikut:
1.
Anggota
masyaraklat merasa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka.Terpenuhinya kebutuhan itu menyebabkan setiap anggota masyarakat saling
menjaga keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
2.
Masyarakat
berhasil menciptakan kesepakatan atau konsensus bersama mengenai norma dan
nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya.
3.
Norma dan
nilai yang berlaku sukup lama,tidak mudah berubah-ubah,dan dijalankan secara
konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
2.5. Proses
Integrasi Sosial
Dalam setiap masyarakat, terdapat komponen-komponen yang
saling bersaing sampai terbentuk suatu konflik. Di sisi lain, juga terdapat
komponen masyarakat dalam skala kecil maupun besar membangun suatu kerja sama yang
saling mendukung dan menguntungkan. Ini merupakan proses awal dari terjadinya
integrasi sosial dalam masyarakat.
Dalam suatu proses integrasi sosial berlangsung
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.
Proses
Interaksi
Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk
membangun suatu kerja sama dengan ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan
positif yang dapat melahirkan aktivitas bersama. Proses interaksi dilandasi
adanya saling pengertian dengan saling menjaga hak dan kewajiban antar pihak.
b.
Proses Identifikasi
Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses
identifikasi manakala masing-masing pihak dapat menerima dan memahami
keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya, proses identifikasi adalah
proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain. Jika proses ini dapat
berlangsung dengan lancar maka akan menghasilkan hubungan kerja berlangsung
dengan lancar maka akan menghasilkan hubungan kerja sama yang lebih erat.
Sebab, masing-masing pihak mengetahui karakternya dan saling menjaga keutuhan
hubungan tersebut.
c.
Kerjasama
(Kooperation)
Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama
timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mepunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengerahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang
sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama
yang berguna.
d.
Proses
Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk
menyelesakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan
tersebut kehilangan kepribadiannya.Tujuan dari akomodasi dapat berbeda-beda
sesuai dengan situasi yang dihadapinya,yaitu:
1.
Untuk
mengurangi pertentangan antara orang –perorangan atrau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan faham.Akomodasi disini bertujuan untuk
menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut,agar menghasilkan
suatu pola yang baru.
2.
Untuk
mencegah meledaknya suatu pertentangan,untuk sementara waktu atau secara
temporer.
3.
Akomodasi
kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara
kelompok-kelompok sosial yang sebegai akibat faktor-faktor sosial,psikologis
dan kebudayaan,hidup terpisah seperti,misalnya yang dijumpai pada
masyarakat-masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4.
Mengusahakan
pelebutan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,misalnya perkawinan
campuran atau asimilasi dalam arti yang luas.
e.
Proses
Asmilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf
kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak,sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Secara singkat,maka proses
asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama.
f.
Proses
Integrasi
Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur
masyarakat yang berbeda hingga membentuk suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan. Apabila dua pihak atau lebih yang terintegrasi telah mampu
menjalankan peranannya masing-masing maka akan dapat membentuk hubungan dalam
masyarakat dan dinamakan integrasi sosial.
Dalam integrasi sosial, terdapat kesamaan pola pikir,
gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi dalam kehidupan.
Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social,
religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di
antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Unsur-unsur sosial yang saling berbeda dalam masyarakat itu dapat berupa
individu, keluarga,kekerabatan,kelompok sosial,lembaga sosial, status sosial,
sistem nilai dan norma sosial. Proses penyesuaian yang dimaksud adalah apabila
masing-masing unsur yang berbeda tersebut mau mentaati aturan-aturan yang ada
dan telah disepakati bersama dan mau mefungsikan dirinya sesuai dengan status
dan peranannya dalam masyarakat.Sedangkan Integrasi sosial ditandai dengan
adanya suatu keadaan yang menggambarkan suatu keserasian hubungan dan fungsi
diantara komponen masyarakat. Keserasian fungsi ini meliputi sebagian atau
keseluruhan segi kehidupan, dimana masing-masing pihak memberikan keuntungan
kepada pihak lain. Hal ini pada akhirnya saling menguntungkan semua komponen
dalam masyarakat.
3.2 Saran
Suatukemajuanakanmenghasilkandampakpositifdannegatif.
Hal iniharusdapat kalian kitabetul agar dapatmeminimalkandampaknegatif yang
merugikansertamemaksimalkandampakpositif yang
menguntungkan.Jadidenganbanyakragamnyakebudayaan yang ada di indonesiaini,
kitasebagaianakbangsainiharusmenjagakebudayaankitasendiri agar kebudayaan yang
telahadasejakduluinitidakhilangdengankemajuanzaman yang sangatpesatini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/7-unsur-kebudayaan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial
http://niienhinu.student.umm.ac.id/
http://brewock-brewock.blogspot.com/2011/05/konflik-sosial-dan-integrasi.html
http://www.scribd.com/doc/9227624/Perkembangan-Sosial-Dan-Kebudayaan-Indonesia
Mulyana,deddy.
Jalaluddin Rakhmat.2006.KomunikasiAntarbudaya:Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang BerbedaBudaya. Bandung:Remaja
Rosdakarya
Sjamsuddin,
nazaruddin.1989. Integrasi Politik di Indonesia. Jakarta: Gramedia
No comments:
Post a Comment