Featured post

SETAN BERCANDA SEBUAH KARYA SENI PADA AWAL PERKEMBANGAN TARI KONTEMPORER DI BALI

SETAN BERCANDA SEBUAH KARYA SENI PADA AWAL PERKEMBANGAN TARI KONTEMPORER DI BALI      OLEH: NI MADE ARY ...

Tuesday, 11 August 2015

SEJARAH INDONESIA



SEJARAH INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas segala karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Indonesia” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak  yang terkait yang telah memberi bantuannya dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami meminta maaf kepada pembaca atas kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan saran, tanggapan, dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan perbaikan ke masa yang akan datang. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga Tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita.


Pancasari,      September 2014


Penyusun












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….          i
DAFTAR ISI…………………………………………………………          ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………….……………………………..           1
1.2  Rumusan Masalah……….……………………………….           1
1.3  Tujuan dan Manfaat…………….………………………..           1
BAB II PEMBAHASAN MATERI
2.1  Sebelum Mengenal Tulisan ……………………………..            3
2.2  Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia. …………….…..           4\
2.3 Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya
Praaksara Indonesia…………….………………………..           5
2.4  Kehidupan Masyarakat Praaksara….……..……………..            10
2.5 Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu ..…..            13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………           15
3.2 Saran………………………………………………….…            15
DAFTAR PUSTAKA…….………………………………………….          16
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  latar Belakang
Mempelajari bagaimana kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat menarik.Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami perkembangan.Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu.Kehidupan manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara.Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan.Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun.Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kehidupan masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan?
2.      Apa saja Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia?
3.      Bagaimana Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya Praaksara Indonesia?
4.      Bagaimana Kehidupan Masyarakat Praaksara
5.      Bagaimana kedatangan Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu?

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk mengetahui dan lebih memahami kehidupan masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan.
2.      Untuk mengetahui dan lebih memahami Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.
3.      Untuk mengetahui dan lebih memahami Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya Praaksara Indonesia.
4.      Untuk mengetahui dan lebih memahami Kehidupan Masyarakat Praaksara.
5.      Untuk mengetahui dan lebih memahami kedatangan Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sebelum Mengenal Tulisan
1.      Pengertian Praaksara
Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal tulisan atau huruf.Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan.Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah.Berakhirnya zaman prasejarah setiap bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke bangsa itu.
Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia meninggalkan zaman praaksara 400 M.
2.      Terbentuknya Kepulauan Indonesia
1.      Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2.      Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.
3.      Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4.      Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi beberapa: a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet. b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu: 1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 2) Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.

2.2  Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.

Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa.Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur).Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba.Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).

1.      Meganthropus paleojavanicus.

Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di  Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan.Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis.

2.      Pithacanthropus erectus.Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm. Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.

3.      Homo.Homo berarti manusia.Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain.

a.       Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo.Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.

b.      Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak.Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.

c.       Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba.Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini

 

2.3  Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya Praaksara Indonesia
Kehidupan manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan.Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.
1.       Masa Berburu dan Meramu Kehidupan. 
Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.
2.      Masa Bercocok Tanam Pada. 
Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing).Namun demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan.Masa ini pula manusia purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain mata panah untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.
3.      Masa Perundagian (Pertukangan) 
Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja.Saat itu manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga. 
a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara adapt sebagai benda pusaka. 



b. Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu. 



c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak. 



Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya. 
a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan kehormatan arwah nenek moyang. 




b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji. 


c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi sebagai peti jenazah. 
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah. 


 e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi. Digunakan untuk upacara pemujaan. 


f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu yang lebar.
 


2.4 Kehidupan Masyarakat Praaksara
a.      Pola Hunian
Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih lokasi permukiman.Oleh karena itu, manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan penguasaan teknologi. Terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, antara lain:
1.        Tersedianya kebutuhan akan air, adanya tempat berteduh, dan kondisi tanah yang tidak terlalu lembab,
2.        Tersedianya sumber daya makanan baik berupa flora-fauna dan faktor-faktor yang memberikan kemudahan di dalam cara-cara perolehannya (tempat untuk minum binatang, batas-batas topografi, pola vegetasi),
3.        Faktor-faktor yang memberi elemen-elemen tambahan akan binatang laut atau binatang air (dekat pantai, danau, sungai, mata air) (Subroto,1995:133-138;Butzer,1984:14-21).
Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada lingkungan dan penguasaan teknologi.Sumber-sumber subsistensi dari lingkungan ditambah dengan penguasaan teknologi pada masa itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan.Selain itu, manusia juga memanfaatkan bentukan alam untuk mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif tempat tinggal bagi manusia pada masa prasejarah (Nurani,1999:1-13).
Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor penting lainnya yang menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam kaitannya dengan hunian gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan kelonggaran dalam bergerak (Yuwono,2005).
Kawasan Gunung Sewu merupakan daerah yang bercirikan ribuan bukit karst yang menampilkan sejarah kehidupan manusia, setidaknya sejak kala Pleistosen Akhir hingga Holosen Awal.Salah satu karakter budaya yang khas adalah pemanfataan gua dan ceruk secara intensif. Ekskavasi yang telah dilakukan di sejumlah gua hunian prasejarah di Gunungkidul memberikan gambaran adanya aktivitas pemanfaatan bahan baku yang tidak berasal dari wilayah permukimannya. Beberapa temuan yang didapatkan di gua-gua itu merupakan hasil dari daerah pantai, bukan dari daerah pedalaman, seperti peralatan dan perhiasan dari cangkang kerang laut dan juga adanya temuan hasil eksploitasi daerah pantai di situs-situs pedalaman tetapi belum diketahui bagaimana temuan itu dapat sampai di pedalaman. Dari hasil barter antara komunitas pantai dan pedalaman, atau hasil eksploitasi komunitas pedalaman di daerah pantai. Dengan terungkapnya bagaimana hubungan itu terjadi maka data tersebut berguna untuk memahami proses penghunian dan migrasi manusia purba di Jawa dan Indonesia (Tanudirjo dkk,2003:1–2).
Data yang diperoleh dari hasil survei penelitian pendahuluan di Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul yang dilakukan oleh Tim PTKA UGM pada tahun 2003 (Tanudirjo, dkk., 2003; Yuwono, 2005: 40-51; lihat Peta 1) dan survei lanjutan oleh penulis pada tahun 2006 diketahui adanya 53 situs gua dan 23 diantaranya merupakan situs gua dan ceruk yang potensial dijadikan hunian pada masa prasejarah. Dari hasil PTKA tahun 2003 tersebut diketahui adanya pola spasial gua dan ceruknya, terdiri atas tiga kelompok yaitu daerah pesisir, daerah pedalaman, dan daerah ‘antara’.Namun dari penelitian tersebut tipe hunian gua dan ceruk tersebut belum diketahui, gua untuk hunian sementara atau atau hunian menetap.
b.      Sejarah api pertama kali ditemukan
Dalam sejarah banyak sekali penemuan-penemuan yang sangat membantu bagi kehidupan kita, dan hampir setiap penemuan dalam sejarah bisa merubah kehidupan umat manusia hingga dunia. Salah satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan tentang api, namun api yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita juga harus tahu sejarah pertama kali api itu ditemukan di dunia ini. Api sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia walau kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung seperti apa api itu kita gunakan, ada pepatah mengatakan "kecil jadi kawan dan besar jadi lawan". Manfaat api memang sudah bisa kita rasakan dalam kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan tubuh dan lain sebagainya. image source : public-domain-image.com Dan terkadang kita bertanya-tanya bagaimana api mula-mula ditemukan dan siapa penemunya?, Api atau energi panas yang pada awalnya bisa kita dapatkan dengan membenturkan dua buah batu atau dengan mmenggesekan dua buah kayu, sehingga akan menimbulkan percikan api yang kemudian bisa kita gunakan pada ranting kering atau daun kering yang kemudian bisa menjadi sebuah api. Pertama kali api dikenal adalah pada zaman purba yang secara tidak sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya panas dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu pun muncul membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para manusia purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang lainnya.
c.       Sistem Kepercayaan
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya.Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung. 
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar.Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar). 

2.5  Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu
a.       Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia.Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/ jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya – Sumatra dan jalan timur, yaitu melalui Pilipina - Sulawesi Utara.Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik.Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah kapak persegi dan kapak lonjong.Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui jalan timur.Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia.Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu, misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.
b.      Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai memasuki Indonesia.Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada bangsa Proto Melayu.Peradaban mereka ditandai dengan kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna.Barang-barang hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari logam.Mula-mula dari perunggu dan kemudian dari besi.Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara.Di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih dahulu.Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut.Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu, misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan Malaka).
Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras, manusia ( penduduk ) Indonesia awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu Manusia Purba, Ras Weddid (Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito), dan Ras Melayu (Austronesia).

  
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan.Mengapa demikian?Hal ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.Huruf ini disebut hieroglif.

Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi.Para pedagang India datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan.Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur.Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa.Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang.Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.

3.2  Saran
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman praaksara, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi.Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs praaksara.Oleh sebab itu ada baiknya kita menjaga dengan baik benda-benda peninggalan manusia praaksara, agar kita dapat mengetahui kehidupan jaman dahulu.


DAFTAR PUSTAKA

http://brainly.co.id/tugas/496331

  


No comments:

Post a Comment